Blog

Penyebab Kebakaran Apartemen Hong Kong: Perancah Bambu dan Rokok Pekerja

Penyebab Kebakaran Hebat di Wang Fuk Court, Hong Kong

Kebakaran hebat yang terjadi di kompleks perumahan Wang Fuk Court di Tai Po, Hong Kong, menimbulkan kekacauan besar dan mengakibatkan banyak korban jiwa serta kerusakan parah. Menurut laporan, api cepat menyebar hingga menghanguskan tujuh dari delapan blok apartemen berlantai 31. Tragedi ini menewaskan sedikitnya 44 orang, melukai puluhan warga, membuat ratusan orang hilang, dan memaksa lebih dari 900 orang untuk mengungsi ke tempat penampungan sementara.

Faktor-Faktor yang Diduga Memicu Kebakaran

Para penyelidik sedang menyelidiki sejumlah kemungkinan faktor yang berkontribusi pada cepatnya penyebaran api. Beberapa faktor yang diduga terkait antara lain ketahanan api pada perancah bambu, penggunaan papan busa yang sangat mudah terbakar, serta puing-puing api yang terbawa angin. Selain itu, dugaan aktivitas merokok oleh pekerja renovasi juga menjadi perhatian utama.

Delapan blok hunian di kawasan tersebut telah menjalani renovasi sejak Juli 2024. Semua blok dilapisi perancah bambu dan jaring hijau. Teknisi pemadam kebakaran mengatakan bahwa skala kebakaran menunjukkan adanya kelemahan di berbagai area, mulai dari material yang digunakan pada perancah bambu hingga manajemen keselamatan kebakaran dalam proyek renovasi besar-besaran.

Puing-puing api yang tertiup angin disebut sebagai salah satu kemungkinan penyebab penyebaran cepat, sementara beberapa warga mengaku melihat pekerja merokok di lokasi proyek. Meski penyebab resmi kebakaran masih belum dipastikan, para ahli menilai bahwa kondisi tersebut bisa memperparah situasi.

Material yang Digunakan dalam Proyek Renovasi

Di Hong Kong, tingkat keparahan kebakaran dinilai pada skala satu hingga lima, dengan angka yang lebih tinggi menunjukkan kondisi yang lebih serius. Rekaman di lokasi kejadian menunjukkan perancah bambu di luar sejumlah unit flat dilalap api, sementara potongan jaring perancah berwarna hijau yang terbakar jatuh ke tanah.

Ahli menjelaskan bahwa meskipun jaring perancah diwajibkan memiliki lapisan tahan api, material tersebut masih dapat menyala jika terpapar panas ekstrem maupun api besar. Pihak berwenang sedang menyelidiki laporan mengenai keberadaan papan busa “tidak biasa” yang menutupi jendela dan permukaan eksterior bangunan.

Menurut pemberitahuan yang diterbitkan Oktober lalu oleh Prestige Construction and Engineering Company Limited, kontraktor yang menangani pekerjaan dinding eksterior, papan busa, kanvas, dan panel kayu digunakan untuk melindungi jendela dan menyediakan platform kerja selama proses pemahatan. Polisi menyatakan papan busa yang ditemukan di blok terdampak maupun tidak terdampak bersifat sangat mudah terbakar dan berpotensi mempercepat penyebaran api.

Investigasi dan Tindakan yang Dilakukan

Tiga staf perusahaan teknik tersebut telah ditangkap atas dugaan pembunuhan. Sementara itu, penyelidik sedang menilai apakah material yang digunakan memenuhi standar keselamatan kebakaran dan bangunan, serta apakah pengaturan konstruksi sesuai ketentuan.

Direktur Dinas Pemadam Kebakaran Andy Yeung mengatakan petugas menemukan jendela ventilasi yang tertutup rapat di blok yang tidak terbakar. Ia memperingatkan bahwa material busa dapat dengan mudah menyala setelah terkena panas. Sekretaris Keamanan Chris Tang menggambarkan perilaku terbakar dari jaring pelindung, lembaran plastik, dan material eksterior lain sebagai kondisi yang tidak normal.

Ia menambahkan bahwa satuan tugas gabungan kepolisian dan pemadam kebakaran kini memusatkan penyelidikan pada dua kondisi “tidak biasa” yang melibatkan penutup eksterior dan papan busa. Departemen Pemadam Kebakaran telah menyerahkan temuannya kepada polisi dan akan berkoordinasi dengan pengujian laboratorium serta analisis ahli untuk menentukan bagaimana material tersebut bereaksi selama kebakaran.

Situasi Korban dan Pengungsi

Kepala Eksekutif John Lee mengatakan investigasi harus sepenuhnya berbasis bukti, didukung analisis teknis dan hasil laboratorium, dengan temuannya akan disampaikan ke Pengadilan Koroner. Ia menegaskan pemerintah akan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan agar penyelidikan dapat dilakukan secara menyeluruh.

Mengutip SCMP, kebakaran tersebut menewaskan sedikitnya 44 orang dan melukai puluhan lainnya, dengan 45 korban dilaporkan berada dalam kondisi kritis. Sekitar 279 warga masih hilang, sementara lebih dari 900 orang telah mengungsi ke delapan tempat penampungan sementara.

Hingga Kamis pukul 8 pagi waktu setempat (07.00 WIB), api masih terlihat di lantai atas setidaknya dua blok, namun petugas pemadam telah berhasil mengendalikannya. Bau plastik terbakar sebagian besar telah mereda. Asap pekat yang sebelumnya menutupi fasad bangunan juga mulai hilang, memperlihatkan kaca jendela yang hilang, rangka bangunan yang hangus, dan kondensor AC yang terbakar.

Terbaru, kerumunan warga terlihat berkumpul di kawasan Kwong Fuk. Jembatan penyeberangan yang menghubungkan Stasiun MTR Tai Po Market dengan Perumahan Kwong Fuk, salah satu titik terdekat untuk melihat lokasi kebakaran, dipenuhi warga dan jurnalis. Perumahan Kwong Fuk memiliki setidaknya tiga tempat penampungan yang beroperasi.

Staf di Pusat Layanan Anak & Remaja Hong Kong mengatakan sekitar 20 warga terdampak sedang beristirahat di sana, sementara balai komunitas menampung lebih banyak korban. Di area luar ruangan, sepasang suami istri dari unit menengah Rumah Wang Cheong duduk berbalut selimut. Mereka mengatakan langsung pulang kerja setelah mendengar kabar kebakaran pada sore sebelumnya.

“Kelihatannya mengerikan dari video siaran langsung, dan kami tidak bisa membayangkan seperti apa kondisi rumah kami sekarang,” ujar sang istri kepada SCMP, yang menolak menyebutkan namanya.

Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *