Jalan kaki bukan olahraga biasa, ini penjelasan dokter
SMAN 9 Tangerang
Jalan kaki sering kali dianggap sebagai aktivitas yang biasa dan tidak memerlukan perhatian khusus. Namun, sebenarnya jalan kaki merupakan olahraga dasar yang memiliki dampak besar terhadap kesehatan fisik dan mental jika dilakukan secara rutin dan benar.
Jalan Kaki sebagai Fondasi Gaya Hidup Sehat
Ahli ilmu faal olahraga klinis, dr. Iwan Wahyu Utomo, AIFO.K, menjelaskan bahwa jalan kaki adalah bentuk olahraga yang paling mudah diakses oleh siapa saja. Menurutnya, aktivitas ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari manusia, baik di rumah maupun di tempat kerja, sehingga tidak membutuhkan adaptasi khusus.
Iwan menekankan bahwa jalan kaki bisa menjadi fondasi penting untuk gaya hidup sehat. Aktivitas ini efektif karena tidak memerlukan alat, biaya rendah, dan risiko cedera relatif kecil. “Kita sering menganggap jalan kaki sepele, padahal ini justru olahraga paling dasar yang membentuk gaya hidup sehat,” ujarnya.
Sebagai dokter tim PERSIS Solo, Iwan terbiasa menangani atlet profesional dengan tuntutan fisik tinggi. Namun, ia tetap menekankan bahwa prinsip kebugaran atletik berawal dari kebiasaan dasar seperti berjalan kaki secara rutin dan konsisten.
Manfaat Fisik dan Mental dari Jalan Kaki
Selain manfaat fisik, jalan kaki juga berperan penting dalam menjaga kesehatan mental. Iwan menjelaskan bahwa aktivitas fisik seperti jalan kaki memicu pelepasan hormon endorfin yang berfungsi memperbaiki suasana hati dan menurunkan tingkat stres.
“Banyak orang merasa lebih rileks setelah jalan kaki karena memang ada hormon yang dilepaskan dan itu membantu menurunkan stres,” katanya.
Jalan kaki juga membantu meningkatkan energi harian dan membuat tubuh terasa lebih segar, terutama jika dilakukan di pagi hari atau di lingkungan terbuka dengan udara yang lebih segar.
Durasi Ideal dan Cara Memulainya dengan Aman
Secara teori, durasi ideal jalan kaki adalah 30 menit per hari dengan gerakan stabil dan tanpa banyak berhenti. Namun, durasi tersebut tidak harus langsung diterapkan, terutama bagi orang yang jarang berolahraga atau baru memulai.
“Ibunya bisa dimulai dari 10 menit dulu, lalu meningkat menjadi 15 menit, 20 menit, sampai akhirnya 30 menit per hari,” ujarnya.
Iwan juga mengingatkan pentingnya memperhatikan kondisi tubuh selama berjalan. Jika muncul keluhan seperti nyeri dada, pusing, sesak napas berlebihan, atau nyeri sendi, aktivitas sebaiknya dihentikan dan dievaluasi.
Target Langkah Harian Tidak Harus 10.000 Langkah
Terkait target langkah harian, Iwan menilai angka 5.000 langkah per hari sudah cukup realistis bagi orang yang jarang berolahraga. Target tersebut dinilai lebih mudah dicapai dan membantu membangun kebiasaan aktif secara bertahap.
“Kalau sudah terbiasa, silakan meningkat ke 10.000 langkah, tapi yang paling penting itu konsistensi, bukan sekadar angka,” katanya.
Dengan latar belakang sebagai dokter olahraga klinis sekaligus dokter tim sepak bola profesional, Iwan menegaskan bahwa jalan kaki bukan olahraga kelas dua. Aktivitas sederhana ini justru menjadi pintu masuk paling aman dan efektif menuju hidup yang lebih sehat dalam jangka panjang.
Tinggalkan Balasan