Blog

Tak Berisik Saat Kalah, Tidak Menyalahkan Siapa Pun: Atlet yang Tak Terlihat di SEA Games 2025

Cerita di Balik Kegagalan: Atlet Indonesia yang Tak Terlihat di Sorotan Kamera

SEA Games 2025 Thailand menyimpan banyak momen bersejarah, dari emas yang diraih hingga lagu kebangsaan yang berkumandang. Di balik sorotan kamera, ada kisah-kisah yang jarang disoroti—kisah para atlet Indonesia yang pulang tanpa medali, bahkan tanpa emas. Mereka bukanlah pemenang, tetapi mereka juga tidak kalah dalam perjuangan.

Kekecewaan yang Tak Terucap

Di Hua Mark Velodrome, Bangkok, sebuah kekecewaan terjadi pada tim balap sepeda Indonesia. Tim yang terdiri dari Terry Yudha Kusuma, Juilan Abimanyu, Yosandy Darmawan Oetomo, Muhammad Andy Royan, dan Bernard Benjamin van Aert mengalami diskualifikasi setelah dua pembalap mengalami masalah klip pedal. Kesalahan kecil ini membuat rencana bertahun-tahun menjadi sia-sia.

Kekecewaan itu sangat terasa di wajah Juilan Abimanyu, atlet muda yang digadang-gadang menjadi masa depan olahraga ini. Ini adalah debutnya di SEA Games, dan ia merasa kehilangan peluang besar. Meski begitu, ia tetap berusaha untuk bangkit, menatap masa depan yang lebih cerah.

Emosi yang Tersembunyi

Kisah serupa juga dialami oleh atlet kickboxing Indonesia, Andi Mesyara Jerni Maswara. Ia sempat meluapkan emosinya di media sosial karena merasa tidak adil, namun akhirnya memberikan klarifikasi. Emosi yang muncul adalah hal yang wajar, tetapi olahraga membutuhkan sportivitas untuk menerima hasil.

Di cabang balap sepeda, Ayustina Delia Priatna meraih medali perunggu dalam nomor trek scratch putri. Meskipun ia finis di posisi ketiga, ia tetap merasa sedih. Tangisnya bukan hanya karena kehilangan emas, tetapi juga karena empati terhadap rekan-rekannya yang gagal meraih hasil yang diharapkan.

Ayustina sendiri telah membuktikan kemampuannya dengan meraih emas di nomor individual time trial (ITT) road race putri. Emas ini mengulang keberhasilannya pada SEA Games Vietnam 2021, dan ia juga meraih perunggu di nomor individual road race putri.

Keteguhan di Tengah Kekalahan

Di ring tinju, Maikhel Roberrd Muskita tampak lesu setelah kalah dari petinju Filipina Eumir Felix Marcial. Ia mengaku kecewa karena banyak hal yang ia korbankan. Namun, ia tetap berjanji untuk bangkit dan menatap Asian Games 2026 serta Olimpiade Los Angeles 2028 sebagai tujuan berikutnya.

Banyak atlet lainnya yang merasakan hal serupa. Mereka tidak berisik ketika kalah, tidak mencari kambing hitam, dan tidak menyalahkan wasit atau keadaan. Mereka menerima dengan lapang dada meski luka masih terasa. Dalam diam, mereka menata ulang mimpi.

Pelajaran yang Tak Terlihat

Olahraga bukan hanya tentang siapa yang menang dan siapa yang kalah. Namun, ia juga tentang keberanian untuk bangkit setelah jatuh. Para atlet seperti Juilan Abimanyu dan Maikhel Muskita masih muda, dan kesempatan masih terbuka. Jalan masih panjang, tetapi mereka tetap berdiri tegak meski kalah.

Di balik podium dan sorotan kamera, ada kesatria-kesatria olahraga yang tetap berjuang. Mereka mungkin tidak mendapat tepuk tangan meriah hari ini, tetapi dari merekalah lahir pelajaran paling penting dalam olahraga: keteguhan, kerendahan hati, dan keyakinan bahwa suatu hari, kerja keras akan menemukan jalannya sendiri.

Terima kasih untuk semua yang telah berjuang!

Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *