Monthly Archives - Desember 2025

Prestasi Menurun di SEA Games 2025, Sepak Takraw Indonesia Perlu Dikaji Ulang

Dinamika Prestasi Sepak Takraw Indonesia di Ajang SEA Games

Sepak takraw merupakan salah satu cabang olahraga tradisional yang memiliki peran penting dalam memperkuat identitas olahraga ASEAN. Di ajang SEA Games, prestasi sepak takraw Indonesia sering menjadi sorotan, baik dalam hal jumlah maupun kualitas medali yang diraih. Namun, dinamika yang terjadi antara SEA Games 2023 dan 2025 menunjukkan perubahan signifikan yang perlu dianalisis secara kritis.

Pada SEA Games 2023 yang diselenggarakan di Phnom Penh, Kamboja, tim sepak takraw Indonesia tampil mengesankan. Mereka berhasil meraih dua medali emas, satu perak, dan dua perunggu. Kemenangan ini tidak hanya memberi kebanggaan bagi kontingen Merah Putih, tetapi juga membantu Indonesia mempertahankan posisi kuat dalam papan klasemen medali umum. Salah satu pencapaian utama adalah kemenangan tim putra di nomor men’s team double setelah mengalahkan Myanmar dengan skor 2-0. Hal ini menjadi bukti bahwa Indonesia masih mampu bersaing di tingkat regional.

Namun, situasi berbeda terjadi pada SEA Games 2025 di Thailand. Performa timnas sepak takraw Indonesia mengalami penurunan yang cukup mencolok. Dari total tiga medali yang diraih, hanya dua perunggu dan satu perak yang berhasil dikumpulkan. Di antaranya, medali perunggu diraih dari nomor beregu putra dan beregu putri, sementara medali perak berasal dari nomor kuadran campuran setelah kalah di final dari Thailand. Di beberapa nomor lain, Indonesia bahkan gagal masuk podium. Capaian ini jauh lebih rendah dibandingkan SEA Games 2023, yang menunjukkan adanya pergeseran dalam kompetisi sepak takraw di kawasan Asia Tenggara.

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Penurunan Prestasi

Penurunan prestasi ini tidak bisa dianggap sebagai kekalahan semata, melainkan sebuah sinyal yang harus diwaspadai. Beberapa faktor utama yang perlu dipertimbangkan antara lain:

  • Tingkat persaingan yang meningkat
    Negara-negara seperti Thailand dan Vietnam menunjukkan perkembangan pesat dalam sepak takraw. Thailand, sebagai tuan rumah SEA Games 2025, berhasil mendominasi banyak nomor, sehingga membuat Indonesia kesulitan untuk mempertahankan medali emas.

  • Perkembangan teknis dan taktis negara lain
    Sementara Indonesia masih mengandalkan pengalaman historis, negara-negara lain telah melakukan inovasi dalam pelatihan dan strategi permainan. Ini menunjukkan perlunya evaluasi sistematis dalam pembinaan atlet dan pelatih.

  • Kurangnya kompetisi domestik yang kuat
    Turnamen nasional yang kurang kompetitif menyebabkan atlet Indonesia kurang terbiasa dengan tekanan tinggi di level internasional. Perlu adanya program pengembangan jangka panjang yang lebih terstruktur.

Langkah-Langkah yang Perlu Dilakukan

Untuk kembali membangkitkan prestasi sepak takraw Indonesia, beberapa langkah penting perlu dilakukan:

  • Meningkatkan standar pelatihan
    Pelatihan atlet harus beradaptasi dengan standar internasional, termasuk tren taktik terbaru di sepak takraw.

  • Memperkuat kompetisi domestik
    Turnamen tingkat nasional harus lebih kompetitif agar atlet dapat memperoleh pengalaman nyata sebelum bertanding di ajang internasional.

  • Belajar dari negara sukses
    Studi banding dengan negara seperti Thailand dan Vietnam bisa membuka wawasan baru dalam strategi dan pendekatan teknis permainan.

Kesimpulan

Prestasi sepak takraw Indonesia di SEA Games 2025 menunjukkan bahwa keberhasilan di satu edisi tidak menjamin kejayaan berkelanjutan. Evaluasi mendalam diperlukan untuk memahami perubahan dinamika kompetisi dan mengambil langkah-langkah strategis guna memulihkan posisi Indonesia sebagai kekuatan dominan di sepak takraw regional maupun internasional. Dengan komitmen yang kuat, Indonesia masih memiliki potensi besar untuk kembali bersaing di kancah olahraga Asia Tenggara.

Read more...

Atlet Jateng Raih 43 Medali di SEA Games 2025 Thailand, KONI Ucapkan Apresiasi

Atlet Jawa Tengah Berkontribusi Signifikan dalam SEA Games 2025

Atlet asal Jawa Tengah berhasil memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kontingen Indonesia dalam ajang SEA Games 2025 di Thailand. Dari total 333 medali yang diraih oleh Tim Merah Putih, sebanyak 43 medali berasal dari atlet-atlet Jawa Tengah. Angka ini mencerminkan prestasi yang luar biasa dan memperkuat posisi Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi dengan kontribusi terbesar dalam ajang olahraga multievent terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Diketahui, sebanyak 63 atlet Jawa Tengah turut serta dalam 26 cabang olahraga pada SEA Games 2025. Mereka tampil maksimal dan berjuang keras untuk membawa nama baik Indonesia. Dengan raihan 12 emas, 14 perak, dan 17 perunggu, para atlet ini memberikan sumbangan signifikan dalam pencapaian kemenangan nasional.

Ketua Umum KONI Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengapresiasi capaian yang diraih oleh atlet-atlet Jawa Tengah. Ia menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para atlet dan pelatih atas perjuangan mereka dalam membela Indonesia. “Kami bangga dan bersyukur dengan perolehan 12 emas, 14 perak dan 17 perunggu untuk kontingen Merah-Putih,” ujarnya saat penyambutan Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, atlet pencak silat asal Jateng yang meraih medali emas SEA Games 2025 di Stasiun Tawang Semarang, Minggu (21/12).

Penyambutan atlet asal Kota Semarang dilakukan oleh Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah Muhamad Masrofi mewakili Gubernur Jateng Ahmad Luthfi. Turut hadir dalam acara tersebut adalah Wakil Ketua Umum KONI Jawa Tengah Dwi Yasmanto, Ketua IPSI Kota Semarang Joko Santoso, serta tokoh pembina pencak silat sekaligus Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Suharsono.

Sujarwanto menekankan bahwa pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga unggulan Jawa Tengah yang menjadi andalan dalam meraih medali. Selain pencak silat, empat cabang olahraga lainnya yang juga unggul adalah wushu, menembak, dan panahan. “Di empat cabang unggulan itu, berkat bimbingan para pelatih, atlet-atlet asal Jawa Tengah mampu meraih medali, baik emas, perak maupun perunggu,” katanya.


Ketua Umum KONI Jateng Sujarwanto Dwiatmoko saat penyambutan Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, atlet pencak silat asal Jateng peraih medali emas SEA Games 2025 di Stasiun Tawang Semarang, Minggu (21/12). Foto: Humas Pemprov Jateng.

Kontribusi Atlet Jawa Tengah dalam Perolehan Medali

Berdasarkan data resmi, total perolehan medali atlet-atlet asal Jawa Tengah hingga akhir perhelatan SEA Games 2025 Thailand adalah 43 medali, terdiri dari 12 emas, 14 perak, dan 17 perunggu. Angka ini mencerminkan kontribusi sebesar 12,9 persen dari total medali yang dibawa pulang Indonesia.

Secara keseluruhan, Kontingen Merah Putih berhasil meraih 333 medali, termasuk 91 emas, 112 perak, dan 130 perunggu. Dalam hal medali emas, kontribusi atlet Jawa Tengah mencapai 12 dari 91 emas tim nasional, atau sekitar 13,1 persen.

Berikut adalah daftar atlet-atlet Jawa Tengah yang berhasil meraih medali emas dalam SEA Games 2025:

  • Tharisa Dea Florentina (Wushu, perorangan)
  • Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya (Pencak Silat, perorangan)
  • Safira Dwi Meilani (Pencak Silat, perorangan)
  • Muhammad Hafizh Fachrur Rhozy (Taekwondo, beregu)
  • Arista Perdana Putri Darmoy (Menembak, beregu 2 orang)
  • Muhamad Iqbal Raia Prabowo (Menembak, beregu 2 orang dan beregu 3 orang)
  • Nurisa Dian Ashrifa (Panahan, perorangan dan beregu)
  • Fathiyya Erista Maharani (Panahan, beregu)
  • Alviyanto Bagas Prastyadi (Panahan, beregu)
  • Moh. Zaki Ubaidillah (Bulutangkis, beregu putra)
  • Muhammad Nizar Nayarrudin (Futsal, beregu putra)

Muhamad Masrofi menyatakan bahwa kesuksesan atlet-atlet Jawa Tengah dalam merebut medali untuk kontingen Indonesia tidak lepas dari pembinaan dan kerja sama yang baik antara seluruh stakeholder olahraga. Baik itu di tingkat daerah maupun pusat, seperti KONI provinsi dan kabupaten/kota, jajaran dinas pemuda dan olahraga, serta dukungan dari kepala daerah.

Dia menambahkan bahwa pimpinan daerah akan terus memberi perhatian untuk kesinambungan pembinaan olahraga. Rencananya, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi akan mengagendakan acara silaturahmi dengan para atlet dan pelatih Jawa Tengah yang baru saja menyelesaikan tugas memperkuat kontingen nasional.

Read more...

Tidak Hanya Gaya, ‘Gowes’ Jadi Mesin Uang dengan Nilai Rp 10 Triliun


SMAN 9 Tangerang, JAKARTA - Geliat olahraga sepeda di Indonesia kian terasa dalam beberapa tahun terakhir. Sepeda tidak lagi dipandang sekadar alat transportasi, tetapi telah bertransformasi menjadi gaya hidup, sarana rekreasi, olahraga prestasi, hingga penggerak sport tourism.

Sejak pandemi, aktivitas bersepeda melonjak signifikan dan membentuk basis pasar yang relatif bertahan hingga kini, sekaligus membuka peluang ekonomi yang makin menjanjikan di berbagai daerah. Pengamat ekonomi Andika Isma menilai dari sisi nilai ekonomi, industri olahraga sepeda nasional memiliki potensi besar dengan perputaran uang yang diperkirakan mencapai Rp 7 – 10 triliun per tahun.

Nilai tersebut berasal dari penjualan sepeda, suku cadang, apparel, aksesoris, jasa servis, hingga penyelenggaraan berbagai event olahraga sepeda di dalam negeri. "Angka ini belum termasuk efek turunan (multiplier effect) seperti sektor pariwisata, UMKM kuliner, penginapan, transportasi, serta konten digital dan sponsorship yang berkembang seiring maraknya komunitas dan lomba sepeda di berbagai daerah," ucapnya saat dihubungi, Kamis (18/12/2025).

Besarnya perputaran ekonomi itu tercermin dari tingginya aktivitas perdagangan sepeda dan perlengkapannya yang terus tumbuh. Indonesia tidak hanya menjadi pasar konsumsi, tetapi juga mulai berkembang sebagai basis produksi, khususnya untuk sepeda kelas menengah, komponen, dan apparel. Sejumlah kawasan industri di Jawa Barat dan Jawa Tengah bahkan telah mengekspor sepeda dan komponennya ke pasar Asia, Eropa, hingga Amerika, menunjukkan peluang Indonesia masuk dalam rantai pasok global industri sepeda.

Dari sisi peminat, Andika menyebut jumlah pesepeda aktif di Indonesia diperkirakan mencapai 20–25 juta orang. Angka tersebut mencakup pesepeda rekreasional, komunitas hobi, commuter perkotaan, hingga atlet prestasi yang aktif mengikuti berbagai kejuaraan. "Dari sisi peminat, jumlah pesepeda aktif di Indonesia diperkirakan mencapai 20–25 juta orang, mencakup pesepeda rekreasional, komunitas hobi, commuter perkotaan, hingga atlet prestasi," ucap Dosen Universitas Negeri Makassar ini.

Tingginya minat masyarakat tersebut didorong oleh populasi usia produktif yang besar, meningkatnya kesadaran terhadap gaya hidup sehat, serta tumbuhnya komunitas sepeda di hampir seluruh kota dan kabupaten. Segmentasi pasarnya pun semakin beragam, mulai dari sepeda lipat, road bike, mountain bike, BMX, hingga sepeda listrik yang kini kian diminati.

Lebih lanjut, Andika menilai potensi industri sepeda akan semakin kuat jika didukung dengan event-event berskala nasional yang melibatkan masyarakat luas. Sport tourism berbasis sepeda dinilai mampu menjadi katalisator perputaran ekonomi, terutama di daerah yang memiliki kontur alam dan destinasi wisata unggulan. "Daerah dengan kontur alam yang mendukung, seperti Bali, Jawa Barat, Yogyakarta, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, memiliki peluang besar menjadikan sepeda sebagai ikon pariwisata olahraga," ucapnya.

Industri sepeda juga membuka ruang luas bagi UMKM dan sektor ekonomi kreatif. Produk apparel lokal, helm, tas sepeda, hingga konten digital dan kehadiran influencer bersepeda menjadi bagian dari ekosistem industri yang saling terhubung dan terus berkembang. "Atlet dan figur publik juga berpotensi menjadi brand ambassador, memperkuat nilai komersial sekaligus mendorong regenerasi atlet dan minat masyarakat terhadap olahraga sepeda," ucapnya.

Potensi tersebut dinilai akan semakin terasa jika program-program massal kembali digulirkan pemerintah. Sebelumnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memiliki program unggulan Gowes Nusantara atau Sepeda Nusantara yang sejak 2017 rutin digelar di berbagai kabupaten dan kota. Program ini bertujuan menggerakkan masyarakat untuk hidup sehat, bugar, serta mempererat persaudaraan melalui kegiatan bersepeda massal dengan slogan “Ayo Olahraga, Bergerak Dimana Saja, Kapan Saja”.

"Jika ada 100 titik kota digelar dengan 1.000 peserta, berarti ada 100.000 orang yang bersepeda. Dengan jumlah tersebut, diperkirakan ada 30 persen yang membeli sepeda baru. Kemudian, sisanya hanya menservis sepeda yang sudah dimiliki. Bisa dibayangkan, jika 30 ribu orang membeli sepeda baru dengan harga Rp 500 ribu," ucap Andika. "Ini jika hitung-hitungan dari segi peserta saja, bisa dibayangkan potensi UMKM, Hotel dan Rumah Makan di sekitar lokasi, tentu nilainya akan jauh lebih besar lagi," pungkasnya.

Kegiatan Gowes Nusantara kerap dikemas dengan tema persatuan, pembagian doorprize, serta kolaborasi bersama pemerintah daerah, termasuk kampanye “Bike to School” dan “Gerakan Kembali ke Meja Makan”. Jika program Gowes Nusantara kembali digelar secara konsisten, perputaran ekonomi di sektor olahraga sepeda diyakini akan kembali bergerak, menghidupkan UMKM lokal, pariwisata daerah, sekaligus memperkuat ekosistem industri olahraga sepeda nasional.

Read more...

Atlet Jateng Raih 43 Medali di SEA Games 2025 Thailand

Atlet Jawa Tengah Berkontribusi Signifikan dalam SEA Games 2025 Thailand

Atlet-atlet asal Jawa Tengah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kontingen Indonesia dalam ajang SEA Games 2025 Thailand. Total medali yang berhasil diraih oleh atlet Jateng mencapai 43, terdiri dari 12 medali emas, 14 perak, dan 17 perunggu. Capaian ini menunjukkan prestasi luar biasa yang dicapai oleh para atlet di berbagai cabang olahraga.

Ketua Umum KONI Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para atlet dan pelatih atas usaha mereka dalam memperkuat prestasi Indonesia di ajang olahraga multievent terbesar Asia Tenggara tersebut. Ia menyebutkan bahwa sebanyak 63 atlet Jawa Tengah tampil dalam 26 cabang olahraga dan menunjukkan performa maksimal.

“Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para atlet dan pelatih atas perjuangan mereka untuk Indonesia. Kami bangga dan bersyukur atas raihan 12 emas, 14 perak, dan 17 perunggu yang disumbangkan atlet Jawa Tengah,” ujar Sujarwanto.

Pernyataan tersebut disampaikan saat penyambutan atlet pencak silat peraih emas SEA Games 2025, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, di Stasiun Tawang Semarang, Minggu (12/12/2025). Penyambutan atlet asal Kota Semarang itu dilakukan melalui pengalungan bunga oleh Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Muhamad Masrofi, yang mewakili Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.

Hadir pula dalam acara tersebut Wakil Ketua Umum KONI Jateng Dwi Yasmanto, Ketua IPSI Kota Semarang Joko Santoso, serta tokoh pembina pencak silat sekaligus Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Suharsono.

Sujarwanto yang juga menjabat Asisten Ekonomi Pembangunan Sekda Provinsi Jateng menjelaskan, pencak silat menjadi salah satu dari empat cabang olahraga unggulan Jawa Tengah. Tiga cabor unggulan lainnya yakni wushu, menembak, dan panahan.

“Di empat cabang unggulan tersebut, atlet-atlet Jawa Tengah mampu menyumbangkan medali emas, perak, dan perunggu. Bahkan di masing-masing cabor itu, Indonesia berhasil menjadi juara umum berkat kontribusi atlet Jateng,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Disporapar Jateng, Muhamad Masrofi, menilai keberhasilan atlet Jawa Tengah tidak lepas dari sinergi dan pembinaan berkelanjutan seluruh pemangku kepentingan olahraga, baik di tingkat daerah maupun pusat. “Peran KONI, jajaran Dispora, kepala daerah, hingga pelatih dan pengurus cabang olahraga sangat menentukan keberhasilan ini,” ujarnya.

Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan terus memberikan perhatian terhadap pembinaan olahraga prestasi. Dalam waktu dekat, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dijadwalkan menggelar silaturahmi bersama atlet dan pelatih Jawa Tengah yang telah memperkuat kontingen nasional di SEA Games 2025.

Berdasarkan data resmi, kontribusi 43 medali dari atlet Jawa Tengah setara dengan 12,9 persen dari total 333 medali yang diraih kontingen Indonesia. Adapun total perolehan Indonesia terdiri dari 91 emas, 112 perak, dan 130 perunggu, yang mengantarkan Merah Putih finis di peringkat kedua di bawah tuan rumah Thailand.

Untuk raihan emas, atlet Jawa Tengah menyumbang 12 dari 91 emas, atau sekitar 13,1 persen dari total emas tim nasional.

Berikut daftar atlet Jawa Tengah peraih medali emas SEA Games 2025 Thailand:

  • Tharisa Dea Florentina (Wushu, perorangan)
  • Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya (Pencak Silat, perorangan)
  • Safira Dwi Meilani (Pencak Silat, perorangan)
  • Muhammad Hafizh Fachrur Rhozy (Taekwondo, beregu)
  • Arista Perdana Putri Darmoy (Menembak, beregu dua orang)
  • Muhamad Iqbal Raia Prabowo (Menembak, beregu dua orang dan beregu tiga orang)
  • Nurisa Dian Ashrifa (Panahan, perorangan dan beregu)
  • Fathiyya Erista Maharani (Panahan, beregu)
  • Alviyanto Bagas Prastyadi (Panahan, beregu)
  • Moh. Zaki Ubaidillah (Bulutangkis, beregu putra)
  • Muhammad Nizar Nayarrudin (Futsal, beregu putra)

Read more...

Atlet Jateng Raih 43 Medali di SEA Games 2025, Ini Daftarnya


SEMARANG, SMAN 9 Tangerang
- Sebanyak 63 atlet dari Jawa Tengah berhasil mencatatkan prestasi yang luar biasa di ajang SEA Games 2025 Thailand. Mereka berhasil membawa pulang total 43 medali dari 26 cabang olahraga yang diikuti.

Ketua Umum KONI Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para atlet dan pelatih atas perjuangan mereka dalam memperkuat kontingen Merah-Putih. Ia mengungkapkan rasa bangga dan bersyukur atas perolehan medali yang diraih oleh atlet Jawa Tengah, yaitu 12 medali emas, 14 medali perak, dan 17 medali perunggu.

Pernyataan ini disampaikan oleh Sujarwanto dalam acara penyambutan atlet pencak silat andalan asal Jawa Tengah, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, yang berhasil meraih medali emas di SEA Games 2025. Acara penyambutan berlangsung di Stasiun Tawang Semarang pada Minggu (21/12/2025).

Atlet asal Kota Semarang tersebut disambut dengan hangat melalui pengalungan bunga oleh Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Muhamad Masrofi, yang mewakili Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi. Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua Umum KONI Jawa Tengah Dwi Yasmanto, Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Semarang Joko Santoso, dan Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Suharsono.

Empat Cabang Olahraga Unggulan Jawa Tengah

Sujarwanto, yang juga menjabat sebagai Asisten Ekonomi Pembangunan Sekda Provinsi Jateng, menjelaskan bahwa pencak silat merupakan salah satu dari empat cabang olahraga unggulan Jawa Tengah. Atlet-atlet dari cabang ini sering kali menjadi andalan Indonesia dalam mendulang medali di berbagai ajang internasional.

Empat cabang olahraga unggulan Jawa Tengah adalah wushu, menembak, panahan, dan pencak silat. Di keempat cabang tersebut, berkat bimbingan para pelatih, atlet-atlet asal Jawa Tengah mampu meraih medali, baik emas, perak maupun perunggu. Berkat kontribusi medali dari mereka, membuat pencak silat, wushu, menembak dan panahan mengoleksi medali terbanyak atau menjadi Juara Umum SEA Games 2025 di masing-masing cabor.

Sementara itu, Kepala Disporapar Jateng, Masrofi menyatakan bahwa kesuksesan para atlet Jawa Tengah tidak lepas dari pembinaan yang baik serta kerja sama seluruh pemangku kepentingan olahraga. Rencananya, Pak Gubernur akan segera mengagendakan acara silaturahmi dengan para atlet dan pelatih Jawa Tengah yang baru saja menyelesaikan tugas memperkuat Kontingen Nasional.

Data resmi menunjukkan bahwa total perolehan medali dari atlet-atlet asal Jawa Tengah hingga SEA Games 2025 berakhir adalah 43 medali. Rinciannya, 12 medali emas, 14 medali perak, dan 17 medali perunggu. Kontribusi ini setara dengan 12,9 persen dari total medali yang diraih Indonesia.

Secara keseluruhan, Kontingen Merah Putih berhasil mengoleksi 333 medali, terdiri dari 91 emas, 112 perak, dan 130 perunggu, yang menempatkan Indonesia di peringkat kedua di bawah tuan rumah. Jika dihitung dari raihan medali emas, sumbangan atlet Jawa Tengah adalah 12 dari total 91 emas yang diraih tim nasional, atau berkontribusi sebesar 13,1 persen.

Berikut adalah daftar atlet Jawa Tengah yang berhasil meraih medali di SEA Games 2025:

  • Tharisa Dea Florentina (Wushu, perorangan)
  • Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya (Pencak Silat, perorangan)
  • Safira Dwi Meilani (Pencak Silat, perorangan)
  • Muhammad Hafizh Fachrur Rhozy (Taekwondo, beregu)
  • Arista Perdana Putri Darmoy (Menembak, beregu 2 orang)
  • Muhamad Iqbal Raia Prabowo (Menembak, beregu 2 orang dan beregu 3 orang)
  • Nurisa Dian Ashrifa (Panahan, perorangan dan beregu)
  • Fathiyya Erista Maharani (Panahan, beregu)
  • Alviyanto Bagas Prastyadi (Panahan, beregu)
  • Moh. Zaki Ubaidillah (Bulutangkis, beregu putra)
  • Muhammad Nizar Nayarrudin (Futsal, beregu putra)
Read more...

Yamaha Mio Cygnus X 155 VVA 2025: Motor Sporty Premium yang Mengancam Honda Vario 160

Desain yang Mencolok dan Teknologi Modern di Kelas Skutik 155 cc

Yamaha kembali menghadirkan model terbaru dalam lini motor skutiknya, yaitu Mio Cygnus X 155 VVA. Model ini menawarkan kombinasi desain agresif dan teknologi modern yang membedakannya dari generasi Mio sebelumnya. Dengan karakteristik sporty yang kuat dan fitur premium yang lengkap, Mio Cygnus X 155 VVA mampu menyaingi segmen motor yang lebih tinggi seperti Honda Vario 160.

Meskipun masih membawa nama Mio, model ini tidak lagi sekadar skutik standar. Perpaduan antara desain agresif, panel instrumen digital penuh warna, serta kelengkapan yang biasanya hanya ditemukan pada motor kelas premium membuatnya menarik perhatian rider muda dan penggemar motor matic bergaya sporty.

Tampilan Depan yang Futuristik dan Agresif

Desain depan Mio Cygnus X 155 VVA langsung mencuri perhatian dengan lampu utama LED berdesain tajam dan DRL vertikal di sisi kiri dan kanan. Garis bodi yang tegas dan penuh sudut menciptakan identitas visual yang khas di kelasnya. Meski tetap mengusung ruang dek kaki yang luas seperti seri Mio klasik, bagian tengah hingga belakang bodi dirancang lebih rapi dan modern, memberi nuansa fungsional sekaligus sporty.

Letak dek yang rata dan lega juga memberi keuntungan praktis karena rider dapat mengangkut barang besar dengan lebih mudah, sesuatu yang kerap dicari oleh pengguna skutik di area urban.

Panel Instrumen Digital dan Konektivitas Pintar

Salah satu nilai jual utama Mio Cygnus X 155 VVA adalah panel instrumen digital full color yang mendukung konektivitas smartphone. Fitur ini memungkinkan pengendara melihat berbagai informasi secara real time, mulai dari indikator kendaraan hingga notifikasi dari ponsel yang terhubung. Hal ini meningkatkan pengalaman berkendara yang lebih modern dan intuitif.

Panel digital warna ini tidak hanya sekadar gaya semata, tetapi memberi informasi lengkap seperti konsumsi bahan bakar, kecepatan, indikator posisi gigi, serta parameter penting lain yang mudah dibaca saat berkendara di jalan kota atau tol.

Mesin 155 cc Berteknologi VVA

Mio Cygnus X 155 VVA dilengkapi mesin berkapasitas 155 cc yang dilengkapi teknologi Variable Valve Actuation (VVA). Teknologi ini membantu mesin menyuguhkan tenaga dan respons yang lebih optimal di berbagai putaran mesin, sehingga akselerasi lebih responsif dan efisien. Kapasitas mesin 155 cc menjadikannya kompetitif di segmen skutik menengah, dengan performa yang mampu bersaing bahkan dengan rival seperti Honda Vario 160.

Transmisi CVT otomatis yang digunakan membuat motor ini mudah dikendarai tanpa perlu memikirkan perpindahan gigi, ideal untuk mobilitas harian di kota besar. Desain mesin yang efisien dipadu dengan karakter berkendara yang halus memberi rasa percaya diri saat menyalip kendaraan lain atau melaju di jalan tol.

Fitur dan Kelengkapan di Kelas Premium

Selain sistem panel digital dan konektivitas pintar, Mio Cygnus X 155 VVA juga dibekali fitur keselamatan dan utilitas lain yang sesuai dengan standar skutik premium. Meskipun detail teknis seperti ABS atau traction control belum sepenuhnya diumumkan, langkah Yamaha menyematkan fitur konektivitas untuk smartphone hingga indikator lengkap menunjukkan komitmen mereka menghadirkan pengalaman berkendara yang modern.

Skutik ini juga diposisikan di atas model seperti NMAX dan Aerox dalam hal fitur dan sensasi berkendara, sehingga tempatnya jelas di segmen motor otomatis kelas atas yang menyasar konsumen muda dan profesional yang ingin tampil beda di jalan.

Ancaman Serius bagi Honda Vario 160

Dengan semua kombinasi desain, teknologi, dan fitur yang ditawarkan, Mio Cygnus X 155 VVA seakan siap menjadi tandingan kuat bagi Honda Vario 160, yang selama ini menjadi pilihan utama di segmen skutik sporty menengah. Positioning Yamaha yang berani menghadirkan model premium dengan nama Mio menunjukkan strategi mereka dalam merangsek pasar yang lebih luas tanpa meninggalkan basis penggemar setia.

Bagi rider muda yang ingin tampil gaya tanpa mengorbankan fungsi dan kenyamanan, model ini memberi pilihan segar yang berbeda dari skutik mainstream. Sensasi berkendara yang sporty, desain modern berpadu fitur pintar, serta reputasi Yamaha sebagai pabrikan motor matic terkemuka membuat Mio Cygnus X 155 VVA layak diperhitungkan di 2025.


Read more...

Herry IP Dihukum Keras oleh Sabar/Reza Saat Media Malaysia Buka Aib SEA Games 2025 dan Chia/Soh Tumbang di BWF World Tour Finals 2025


Pelatih ganda putra Malaysia, Herry Iman Pierngadi atau dikenal dengan panggilan Herry IP memberikan peringatan kepada murid-murid terbaiknya setelah tampil kurang memuaskan dalam BWF World Tour Finals 2025. Salah satu pasangan andalan Negeri Jiran, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, yang dijuluki sebagai ganda putra terbaik saat ini, gagal menembus babak semifinal turnamen tersebut.

Pasangan peringkat kedua dunia ini sejatinya memiliki potensi besar untuk melangkah jauh dalam kompetisi. Mereka berhasil mengalahkan wakil Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri, dalam pertandingan pertama. Namun, tren positif ini tidak bisa dipertahankan. Di dua pertandingan sisa penyisihan, Chia/Soh justru kalah dari lawan-lawannya.

Pada pertandingan pertama, Chia/Soh dikalahkan oleh wakil tuan rumah China, Liang Wei Keng/Wang Chang, dengan skor 14-21 dan 18-21 dalam waktu 44 menit. Kemudian, di pertandingan terakhir penyisihan, mereka kalah rubber game dari Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, pasangan andalan India.

Kegagalan Chia/Soh dalam menembus babak semifinal menimbulkan sorotan tajam dari Herry IP, pelatih mereka. Dalam pandangan Herry IP, meskipun Chia/Soh mampu mengatasi tekanan, mereka mengalami penurunan fisik yang signifikan. Hal ini membuat mereka kesulitan bertahan menghadapi serangan lawan.

"Semua orang menghadapi tekanan, tetapi Chia/Soh adalah pemain yang matang," ujar Herry IP. "Jadi tekanan tidak akan terlalu mempengaruhi mereka, namun, ada penurunan yang jelas dalam kondisi fisik mereka."

Herry IP juga menyampaikan kekecewaannya karena Chia/Soh gagal mencapai semifinal. Rasa kecewa ini semakin memuncak setelah ganda putra Malaysia lainnya yang juga dibina olehnya, Man Wei Chong/Kai Wun Tee, terhenti di babak penyisihan.

Untuk menghadapi turnamen berikutnya, Herry IP berharap Chia/Soh dapat meningkatkan ketahanan fisik mereka. Ia menekankan bahwa mereka harus bekerja keras untuk meningkatkan performa agar tetap kompetitif dengan empat pasangan terbaik dunia.

Kegagalan Chia/Soh juga menjadi perhatian media Malaysia, NST. Menurut NST, kondisi fisik Chia/Soh terkuras setelah berjuang dalam SEA Games 2025. Target medali emas yang diharapkan gagal tercapai setelah mereka kalah dari Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani.

Sabar/Reza berhasil mengalahkan Chia/Soh baik dalam kategori beregu maupun perorangan. Dari pertandingan ini, Chia/Soh sudah menunjukkan indikasi awal bahwa mereka akan kesulitan dalam BWF World Tour Finals 2025.

NST menulis bahwa berkompetisi di SEA Games baru-baru ini bukanlah alasan utama. Chia/Soh hanya memainkan enam pertandingan dalam delapan hari, termasuk dua pertandingan melawan pasangan peringkat 10 dunia dari Indonesia. Kekalahan telak Chia/Soh dalam final beregu putra dan final individual melawan Sabar/Reza menjadi indikasi awal bahwa mereka akan menghadapi tantangan berat di World Tour Finals.

Read more...

Jakarta Siap Gelar Acara Besar 2026, Brothersphere Gabungkan Olahraga, Musik, dan Komunitas

Brothersphere: Kolaborasi Lintas Komunitas yang Membawa Semangat Olahraga dan Musik

Brothersphere, sebuah acara besar yang menggabungkan komunitas olahraga, sepak bola, hingga musik, akan digelar di Jakarta pada awal 2026. Acara ini akan berlangsung di Gambir Expo Kemayoran pada 31 Januari hingga 1 Februari 2026. Dengan target pengunjung sebanyak 50.000 orang, Brothersphere menjadi inisiatif PT Berkah Mahatra Satria (BMS) bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta.

Acara ini bertujuan untuk memulai tahun 2026 dengan semangat kolaborasi lintas sektor. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta, Andri Yansyah, menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh kegiatan tersebut karena mampu menggabungkan olahraga dengan komunitas. Hal ini dinilai dapat mendorong terbentuknya industri olahraga serta menggerakkan perekonomian.

"Pemprov DKI sangat mendukung event olahraga yang berkolaborasi dengan komunitas, sehingga akan tercipta industri olahraga yang baik di DKI Jakarta. Kegiatan ini bisa berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat," ujar Andri dalam konferensi pers di JI Expo Kemayoran, Minggu (21/12/2025).

Konsep Unik yang Menggabungkan Berbagai Elemen

Andri mengapresiasi konsep Brothersphere yang memadukan lari, musik, dan komunitas sepak bola dalam satu rangkaian acara. Menurutnya, kolaborasi lintas komunitas tersebut menjadi terobosan baru yang berpotensi besar jika dikelola secara berkelanjutan.

"Ini baru pertama kali ada larinya, ada musiknya, ada komunitas sepak bola. Kalau komunitas-komunitas ini di-maintenance dengan baik, itu sangat dahsyat untuk menumbuhkan perekonomian," katanya.

Dalam pelaksanaannya, Dispora DKI Jakarta akan memberikan dukungan penuh, mulai dari sterilisasi jalur dengan melibatkan Dinas Perhubungan dan Satpol PP, dukungan Dinas Kebudayaan melalui penampilan marching band, hingga kesiapan Dinas Kesehatan dengan ambulans dan rumah sakit rujukan.

Partisipasi Gubernur DKI Jakarta

Andri juga mengungkapkan rencana mengundang Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung untuk hadir dan berpartisipasi langsung dalam acara tersebut. Ia berharap gubernur tidak hanya membuka acara, tetapi juga ikut berlari.

"Gubernur selalu memastikan setiap kegiatan yang diinisiasi warganya, apalagi anak muda, wajib hukumnya didukung dan dibantu full," ucap Andri.

"Pak Gubernur demen olahraga. Sabtu beliau selalu sepedahan 50-60 kilometer, Minggu lari 5-10 kilometer. Saya kepengen beliau juga ikut lari," sambungnya.

Brotherhood dalam Setiap Komunitas

Event Director PT BMS, Imam Sulaeman, menjelaskan bahwa Brothersphere dirancang sebagai community exhibition, di mana komunitas tidak hanya menjadi peserta atau penonton, melainkan bagian utama dari isi acara. "Di sini komunitas tidak hanya datang sebagai peserta atau penonton, tetapi menjadi bagian dari isi acara itu sendiri. Setiap komunitas kami beri ruang untuk menampilkan identitas, program, dan aktivitasnya langsung kepada publik," kata Imam.

Ia menyebut, Brothersphere akan melibatkan berbagai komunitas lari seperti CEO Runners, Indorunners Purwakarta, dan Milanisti Indonesia Runner, komunitas fans sepak bola Eropa seperti Pena Real Madrid Indonesia, IndoBarca, Atleticos Indonesia, Laziale Indonesia Jakarta, hingga fandom musik seperti Manteman Tony Q Rastafara, Cliquers, Changcutrangers, For Revenger, dan Comrades Jakarta.

Penampilan Musik yang Spektakuler

Nantinya, band dan musisi besar seperti Tony Q Rastafara, Ungu, hingga For Revenge juga akan meramaikan event tersebut. Untuk kategori olahraga, Brothersphere Run Festival yang digelar pada 1 Februari 2026 akan menghadirkan tiga nomor, yakni 5K Run, 10K Run, dan Family Run 2,5K untuk dua orang.

PT BMS juga menggandeng League Apparel sebagai official apparel jersey acara. "Untuk kategori lari, kami menargetkan sekitar 10.000 peserta. Untuk konser musik, target kami sekitar 20.000 penonton per hari. Secara keseluruhan, dari 31 Januari sampai 1 Februari, kami menargetkan total audiens sekitar 50.000 orang," pungkas Imam.


Read more...

Dari Gemetar ke Emas: Perjalanan Mental Basral Graito di SEA Games 2025

Perjalanan Kemenangan Basral Graito Hutomo di SEA Games 2025 Thailand

Atlet skateboard Indonesia, Basral Graito Hutomo, berhasil mempersembahkan medali emas nomor street putra pada SEA Games 2025 Thailand. Bertanding di Extreme Sports Park Rajamangala, Bangkok, Basral tampil penuh tekad dan menuntaskan lomba dengan skor 166,67, unggul atas dua atlet tuan rumah yang harus puas menempati posisi kedua dan ketiga.

Kemenangan tersebut terasa istimewa, bukan hanya karena medali emas, tetapi juga karena perjuangan mental yang ia lalui sepanjang kompetisi. “Perasaannya tentu senang dan bangga. Jujur, nggak nyangka bisa dapat emas,” ujar Basral saat ditemui di rumahnya di Desa Tohudan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis, 18 Desember 2025.

Perjalanan Menuju Medali Emas

Perjalanan menuju podium tertinggi tidak berjalan mulus. Pada dua percobaan awal, Basral gagal melakukan landing. Ia menegaskan kegagalan itu bukan disebabkan faktor teknis, melainkan tekanan mental. “Ndredeg, gemetar. Percobaan pertama yang lain landing semua, dari situ mental agak terganggu,” tuturnya.

Tekanan semakin terasa ketika ia harus berpindah dari satu obstacle ke obstacle lain. Pada percobaan ketiga, Basral justru memilih bersikap pasrah. “Sudah ikhlas saja, mau landing atau tidak ya sudah,” katanya.

Sikap tersebut justru menjadi titik balik. Pada run terakhir, Basral berhasil melakukan landing sempurna. Tangis haru pun pecah setelah kompetisi berakhir. “Itu spontan. Terharu karena akhirnya bisa landing juga,” ujar atlet kelahiran 22 Januari 2007 itu.

Pengalaman Tak Terduga Setelah Lomba

Selepas lomba, Basral mengalami momen tak terduga. Ia dipeluk oleh seorang ofisial Malaysia yang sudah dikenalnya. “Aku kaget. Tiba-tiba ada yang nyamperin. Official Malaysia itu sering ketemu di track, jadi sudah kayak teman,” katanya sambil tersenyum.

Persiapan dan Target yang Sederhana

Kesuksesan Basral bukan datang secara instan. Ia menjalani Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) selama tujuh bulan, dari April hingga Desember 2025, dengan pusat latihan di Cikarang. Soal target, ia memilih bersikap sederhana. “Kalau official pasti pengin yang terbaik. Kalau aku, main saja, yang penting tampil bagus,” ucapnya.

Menurut Basral, tingkat kesulitan di SEA Games kali ini cukup tinggi. “Kalau dipersentasekan, mungkin skill dan keberuntungan fifty-fifty, tapi faktor teknis tetap ada,” jelasnya.

Ia sebenarnya sudah beberapa kali mencoba trek tersebut, termasuk saat pelatnas, dan selalu berhasil landing. “Makanya pas kompetisi gagal dua kali itu karena mental. Padahal sebelumnya sudah siap,” ungkapnya.

Awal Mula Minat pada Skateboard

Basral bukan atlet instan. Remaja kelahiran Tangerang yang besar di Karanganyar ini mulai mengenal skateboard sejak 2015, saat masih duduk di kelas 3 SD. Awalnya ia menyukai BMX, hingga suatu hari menonton ajang olahraga ekstrem di kawasan Manahan. “Lihat skateboard keren, papannya bisa meluncur dan melompat,” kenangnya.

Ia sempat mencoba papan milik temannya, lalu membeli skateboard bekas seharga Rp 5.000. Dengan latihan otodidak—di depan rumah, gudang, hingga belajar dari YouTube—Basral menempa kemampuannya di berbagai lokasi sederhana seperti Stadion Manahan, bawah flyover Purwosari, dan Taman Pancasila Karanganyar.

Dukungan Keluarga dan Prestasi Berkelanjutan

Dukungan keluarga, terutama sang ayah Sunarto, menjadi fondasi penting. Sang ayah setia mengantarnya mengikuti berbagai kejuaraan. Kerja keras itu mulai membuahkan hasil saat Basral meraih perak di SEA Games 2019 Filipina. Enam tahun kemudian, ia kembali ke ajang yang sama dan berhasil membawa pulang emas.

Target Berikutnya dan Rencana Bonus

Usai SEA Games 2025, Basral sudah menatap target berikutnya. “Tahun depan ada Asian Games. Katanya bulan depan ada Pelatnas lagi, lanjut road to Olympic,” ujarnya.

Soal bonus, Basral memiliki rencana sederhana namun bermakna. “Kalau bonus cair, pengin nyumbang ke anak yatim piatu, kasih ke orang tua juga. Buat aku sendiri, pengin punya rumah,” tuturnya.

Read more...

AFFI Surabaya Rekrut Atlet Melalui TAFF Roadshow, Optimis Hadir di Sea Games 2027

Pengembangan Olahraga Flag Football di Indonesia

Turnamen Flag Football Indonesia (AFFI) yang sukses digelar pada bulan Oktober lalu, menunjukkan komitmen pengurus untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah roadshow oleh Taylormade Academy Flag Football (TAFF), yang berlangsung di Lapangan Sepak Bola Mapolda Jatim, Minggu 21 Desember 2025.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan olahraga turunan dari American football tersebut kepada masyarakat luas. Salah satu daya tarik utama roadshow ini adalah kehadiran Dana Taylor, pemain profesional flag football asal Amerika Serikat. Kehadirannya memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar langsung dari atlet berpengalaman.

Windra Thio, pelatih Tim Nasional Indonesia Flag Football Putri, menjelaskan bahwa roadshow ini juga difokuskan untuk mencari bibit atlet potensial dari berbagai daerah, termasuk Surabaya. “Lewat roadshow seperti ini, kami ingin tahu di daerah mana saja ada pemain-pemain yang punya kemampuan bagus. Baik dari SMA dan universitas. Nantinya mereka akan kami undang untuk ikut try out timnas,” ujarnya.

Menurut Windra, Timnas Flag Football Indonesia masih tergolong baru, sehingga proses pencarian pemain terus dilakukan. Kriteria usia yang dibidik berkisar antara 16 hingga 30 tahun agar bisa diproyeksikan masuk skuad tim nasional. “Untuk usia, kurang lebih mulai 16 tahun sampai 30 tahun. Mereka sudah bisa masuk timnas, baik putra maupun putri,” tegas dia.

Di Kota Surabaya sendiri, flag football sebenarnya sudah berkembang cukup lama, meski belum terlalu dikenal masyarakat luas. Salah satu komunitas yang aktif adalah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). “Di Surabaya sudah ada sejak lama, tapi memang belum terlalu hype. Kalau di Jakarta, komunitas dan timnya lebih banyak,” ungkap Windra.

Flag football dikenal sebagai olahraga yang sangat populer di Amerika Serikat. TAFF pun berupaya membawa olahraga ini semakin dikenal di Indonesia, terlebih setelah flag football resmi masuk cabang olahraga Olimpiade.

Timnas Flag Football Indonesia pada Oktober lalu tampil dalam turnamen internasional. Indonesia berlaga di China dan menghadapi 16 negara dari kawasan Asia hingga Oseania, dan baik timnas putra dan timnas putri masuk dalam lima besar. “Kita berangkat dengan timnas putra dan putri, dua-duanya bisa tembus lima besar,” kata Windra.

Untuk persiapan, timnas menjalani latihan rutin dua kali dalam sepekan, ditambah satu sesi khusus pembahasan strategi. Program ini dijalani selama enam bulan hingga tim dinilai siap bertanding.

Salah satu peserta roadshow, Muhammad Prakoso, atlet flag football asal Surabaya, mengaku tertarik dengan olahraga ini karena menuntut strategi yang matang. “Flag football itu seru karena strateginya dalam. Antara tim menyerang dan bertahan benar-benar berbeda,” ujar dia.

Ia menjelaskan, tidak seperti olahraga lain yang pemainnya bisa menyerang dan bertahan secara bersamaan, flag football memiliki pergantian pemain yang jelas. “Kalau tim penyerang selesai main, semua harus keluar dan diganti tim bertahan. Jadi permainannya lebih terstruktur,” jelasnya.

Dibanding American football, lanjut dia, flag football jauh lebih aman karena minim kontak fisik. Meski tergolong baru dikenal di Indonesia sejak 2009, olahraga ini mulai menunjukkan perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. “Bukan olahraga baru di dunia, tapi sekarang mulai naik di Indonesia karena sudah masuk Olimpiade,” pungkasnya.

Perkembangan Flag Football di Indonesia

Flag football telah menjadi salah satu olahraga yang menarik perhatian masyarakat Indonesia, terutama setelah resmi masuk dalam cabang olahraga Olimpiade. Dengan adanya inisiatif dari berbagai pihak seperti TAFF, olahraga ini semakin dikenal dan dikembangkan di berbagai daerah.

  • Pengembangan Komunitas
    Di Surabaya, komunitas flag football telah berkembang meskipun belum sepopuler di Jakarta. Berbagai institusi pendidikan seperti ITS juga aktif dalam mengembangkan olahraga ini.

  • Peran Pemain Profesional
    Keberadaan pemain profesional seperti Dana Taylor memberikan motivasi dan inspirasi bagi atlet muda di Indonesia. Mereka dapat belajar dari pengalaman dan teknik yang dimiliki atlet internasional.

  • Program Pelatihan dan Persiapan
    Timnas Flag Football Indonesia menjalani program pelatihan intensif yang melibatkan latihan rutin dan sesi strategi. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan tim agar siap berkompetisi di level internasional.

  • Keamanan dalam Olahraga
    Dibandingkan American football, flag football lebih aman karena minimnya kontak fisik. Ini membuat olahraga ini cocok untuk berbagai kalangan, termasuk pemula dan atlet muda.


Read more...