Heboh Temuan Beras Impor Ilegal, Menkeu Purbaya Ancam Tindakan Ini pada Bea Cukai
Kebijakan dan Tindakan Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa
Temuan beras impor ilegal di Batam dan Sabang membuat Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa sangat marah. Ia menegaskan bahwa akan ada tindakan tegas terhadap Bea Cukai jika tidak segera memperbaiki kinerjanya. Dalam pernyataannya, ia menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan rapat internal dengan jajaran Bea Cukai untuk meminta penjelasan dan perbaikan secara menyeluruh.
"Kita sudah rapat internal ya. Kita bilang, kita diskusikan dengan mereka. Saya bilang begini. Image Bea Cukai kurang bagus di media, di masyarakat, di pimpinan tertinggi kita. Jadi kita harus perbaiki dengan serius," ujar Menkeu Purbaya.
Ia memberikan waktu satu tahun kepada Bea Cukai untuk berbenah. Jika dalam periode itu tidak ada perubahan signifikan dan masyarakat masih tidak puas, pemerintah tidak segan akan membekukan Bea Cukai. Perannya pun akan diganti dengan SGS.
Sistem SGS dalam konteks Bea Cukai mengacu pada penggunaan jasa SGS (Sosiete Generale de Surveillance). SGS merupakan sebuah perusahaan inspeksi dan verifikasi internasional yang melakukan pemeriksaan barang ekspor-impor sebelum masuk ke Indonesia.
"Kalau kita Bea Cukai nggak bisa memperbaiki kinerjanya dan masyarakat masih nggak puas, bea cukai bisa dibekukan diganti dengan SGS. Seperti zaman dulu lagi. Jadi sekarang bea cukai, orang-orang bea cukai mengerti betul ancaman yang mereka hadapin," tegasnya.
Penerapan Teknologi AI di Bea Cukai
Kementerian Keuangan kini mulai menerapkan teknologi kecerdasan buatan atau AI pada beberapa pos Bea Cukai. Teknologi ini akan membantu mendeteksi praktik seperti under-invoicing secara lebih cepat dan akurat. Langkah tersebut merupakan salah satu perkembangan reformasi internal Bea Cukai yang cukup positif.
Menkeu Purbaya pun optimis kondisi akan semakin membaik di tahun depan. "Dan kita sudah mulai terapkan AI-AI di stasiun-stasiun bea cukai. Jadi nanti under-invoicing akan cepat terdeteksi sambil kita perbaiki yang lain. Jadi kita pelajarin betul. Jadi sekarang cukup baik kemajuannya. Saya pikir tahun depan sudah aman. Artinya bea cukai akan bisa bekerja dengan baik dan profesional," ujarnya.
Namun, ia juga menegaskan bahwa jika tidak berhasil memperbaiki kinerja, maka 16 ribu pegawai Bea Cukai akan dirumahkan. "Orang Bea Cukai pintar-pintar dan siap untuk mengubah keadaan," tambahnya.
Temuan Beras Impor Ilegal
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap temuan masuknya 250 ton beras impor ilegal. Beras-beras itu diduga berasal dari Thailand, melalui Pelabuhan Sabang, Aceh.
"Kami terima laporan tadi sekitar jam 14.00 WIB, bahwasanya ada beras masuk di Sabang. Itu 250 ton tanpa izin dari pusat, tanpa persetujuan pusat," ujar Mentan Amran.
Ia langsung menghubungi Kapolda, Kabareskrim, dan Pangdam untuk segera menyegel beras tersebut. "Nah, enggak boleh keluar," tegasnya.
Temuan beras impor ilegal di Batam dan Sabang itu pun membuat Menkeu Purbaya naik pitam. Atas kejadian tersebut, sang menteri bahkan tak ragu akan membekukan Bea Cukai.
Tanggapan Direktur Utama Bulog
Terkait dengan temuan beras impor ilegal di Batam dan Sabang, Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, buka suara. Ia mengatakan bahwa stok beras masih melimpah.
Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di gudang Perum Bulog tercatat ada 3,8 juta ton. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk tidak mengimpor beras.
"Jadi, masyarakat tidak perlu bimbang dan ragu bahwa stok beras kita mencukupi dan tidak perlu adanya lagi impor-impor dari manapun," ujar Rizal.







